KETIKA PEMERINTAH DESA MEMAHAMI PERAN STRATEGIS GENERASI MUDA MENUJU INDONESIA EMAS 2045
Oleh: NUR ROZUQI*
Uraian berikut adalah mengenai pemahaman dan kesiapan pemerintah desa terhadap strategi menuju Indonesia Emas 2045, khususnya dalam menyikapi peran Generasi Milenial dan Generasi Z di desa:
1. Latar Belakang: Indonesia Emas 2045 dan Peran Desa
Visi Indonesia Emas 2045 adalah cita-cita kolektif untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju, adil, dan berkelanjutan saat genap 100 tahun merdeka. Dalam visi ini:
a. Generasi Milenial dan Gen Z adalah aktor utama karena mereka akan mendominasi usia produktif dan kepemimpinan nasional.
b. Desa adalah fondasi pembangunan nasional karena 43% penduduk Indonesia tinggal di wilayah perdesaan.
Maka, keterlibatan pemerintah desa dalam menyiapkan generasi muda menjadi kunci keberhasilan agenda nasional ini.
2. Indikator Pemahaman Pemerintah Desa terhadap Strategi Indonesia Emas 2045
a. Penyusunan RPJMDes dan RKPDes yang Responsif terhadap Pemuda
1) Banyak desa mulai memasukkan program pengembangan kapasitas pemuda dalam dokumen perencanaan desa.
2) Fokus pada pendidikan vokasional, kewirausahaan, dan literasi digital.
b. Revitalisasi Karang Taruna dan Forum Pemuda Desa
1) Pemerintah desa aktif membentuk dan membina Karang Taruna sebagai mitra pembangunan.
2) Forum pemuda desa difungsikan sebagai ruang dialog, advokasi, dan inovasi.
c. Alokasi Dana Desa untuk Program Kepemudaan
1) Dana desa digunakan untuk pelatihan keterampilan, inkubasi usaha pemuda, dan kegiatan sosial berbasis komunitas.
2) Beberapa desa bahkan mengalokasikan dana untuk beasiswa, pelatihan digital, dan festival inovasi pemuda.
d. Pelibatan Pemuda dalam Musyawarah dan Kegiatan Pemerintahan
1) Generasi muda dilibatkan dalam Musrenbangdes, tim relawan desa, dan kegiatan tanggap bencana.
2) Pemuda diberi ruang untuk memimpin kegiatan sosial, budaya, dan lingkungan.
3. Contoh Praktik Baik dari Desa-Desa yang Visioner
a. Desa Pujon Kidul (Malang): Mengembangkan desa wisata berbasis pemuda dan digitalisasi UMKM.
b. Desa Ponggok (Klaten): Memberdayakan pemuda dalam pengelolaan BUMDes dan pariwisata air.
c. Desa Melung (Banyumas): Mendorong pemuda sebagai pelopor konservasi dan pertanian organik.
4. Faktor yang Mendorong Pemahaman Ini
a. Kepemimpinan kepala desa yang visioner dan inklusif.
b. Dukungan dari pendamping desa dan mitra NGO/akademisi.
c. Akses terhadap pelatihan dan informasi digital.
d. Kesadaran bahwa bonus demografi adalah peluang sekaligus tantangan.
5. Dampak Positif dari Pemahaman Ini
a. Meningkatnya partisipasi pemuda dalam pembangunan desa.
b. Tumbuhnya wirausaha muda desa dan inovasi sosial.
c. Terjadinya regenerasi kepemimpinan lokal yang sehat.
d. Meningkatnya daya saing desa dalam sektor ekonomi kreatif, digital, dan pariwisata.
6. Rekomendasi untuk Memperluas Praktik Baik Ini
a. Replikasi praktik baik melalui forum kepala desa dan BUMDes.
b. Penyusunan modul pelatihan “Desa dan Indonesia Emas 2045” untuk aparatur desa.
c. Penguatan regulasi desa yang menjamin pelibatan dan perlindungan pemuda.
d. Kemitraan strategis antara desa, perguruan tinggi, dan sektor swasta.
2. Penutup: Desa sebagai Titik Tolak Kebangkitan Generasi Emas
Ketika pemerintah desa memahami bahwa Generasi Milenial dan Gen Z bukan sekadar “anak muda”, tetapi arsitek masa depan, maka desa tidak lagi menjadi pinggiran pembangunan—melainkan pusat kebangkitan. Menuju Indonesia Emas 2045, desa bukan hanya objek pembangunan, tetapi subjek perubahan.
Terima kasih, semoga barokah, Aamiin…
*Penulis adalah
Direktur Pusbimtek Palira
Ketua Umum DPP LKDN

