PRAHARA BUSANA DAN BAHASA JAWA
Tulisan singkat ini hanya mengambil contoh salah satu suku di Indonesia yang penulis yakin hal ini juga terjadi atas hampir semua suku di Indonesia. Perlu diingatkan bahwa identitas seseorang itu dapat dilihat dari 3 ciri utama, yaitu:
1. Anatomi
2. Busana
3. Bahasa
Orang (suku) Jawa dan suku lainnya di Indonesia terhadap 3 ciri tersebut di atas, yang masih relatif bertahan hanya anatominya. Sedangkan Busana dan Bahasa semakin lenyap, bahkan terancam kepunahan.
Orang Jawa sudah semakin tidak suka dengan busana jawa, bahkan tidak mengetahui lagi sebutan bagian-bagian dari busana jawa, apalagi memahami penerapannya. Misalnya: kebaya, jawi jangkep, basahan, surjan, beskap, kanigaran, jarik, kemben, blangkon, stagen, macam-macam batik dan keris.
Demikian juga dengan penerapan bahasa jawa baik bahasa lisan maupun bahasa tulis (dengan alfabet) terlihat dengan ketahuan dan kemampuan yang semakin sangat rendah ketatabahasanya, terlebih parah adalah pemakaian aksara jawa yang praktis diambang kepunahan.
Misalnya: nama orang, nama tempat, nama kegiatan, nama bangunan, nama usaha, nama tempat usaha, dan sebutan lainnya.
Perihal lainnya yang juga mengalami kemunduran yang sangat memprihatinkan adalah:
1. Penerapan tata krama
2. Pelestarian adat istiadat
Akibat yang kita rasakan antara lain adalah:
1. Semakin kehilangan jati diri sebagai orang jawa.
2. Semakin hedonis dan western.
3. Semakin merendahkan kejawaannya sendiri.
4. Semakin tidak memiliki karakter.
Kalau keadaan sudah demikian parah ini, maka orang tua, masyarakat, pemerintah dan lembaga pendidikan harus bertanggungjawab untuk memulihkan dan melestarikannya.
1. Orang tua sebagai peletak dasar utama busana dan bahasa ibu.
2. Masyarakat sebagai pencipta dan pelestari budaya jawa.
3. Pemerintah sebagai peresmi dan pematen budaya jawa.
4. Lembaga Pendidikan sebagai pencerah dan pemaham budaya, busana, dan bahasa jawa.
Demikian tulisan singkat ini, semoga dapat menjadi bahan renungan kita semua serta barokah. Aamiin.
Penulis adalah
Direktur Pusbimtek Palira
Ketua Umum DPP LKDN