Tata Kelola Pendidikan Di Era Revolusi Industri 4.0 Di Tengah Pandemi Covid-19
Akhir abad ke 17 sampai awal abad ke 18 revolusi industri dimulai dengan kemunculan pabrik-pabrik dan penemuan tenaga uap oleh ilmuwan yang kemudian dikenal dengan sebutan Revolusi Industry 1.0. Kemudian Revolusi Industri 2.0 pada sekitar pertengahan abad 18, ini ditandai dengan adanya pemanfaatan tenaga listrik dan hadirnya produksi mobil. Sedangkan Revolusi Industri 3.0 dimulai sejak tahun 1960-an dengan terjadinya ledakan informasi digital, komputer, dan smartphone.
Mulainya Revolusi Industri 4.0 adalah implementasi dari proyeksi teknologi modern Jerman 2020 yang diimplementasikan melalui peningkatan teknologi manufaktur, penciptaan kerangka kebijakan srategis, dan lain sebagainya. Ditandai dengan kehadiran robot, artificial intelligence, machine learning, biotechnology, blockchain, internet of things (IoT),serta driverless vehicle. Bidang pendidikan sangat berkaitan dengan Revolusi Industri 4.0 yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pola belajar dan pola berpikir serta mengembangkan inovasi kreatif dan inovatif dari peserta didik, guna mencetak generasi penerus bangsa yang unggul dan mampu bersaing.
Performent Pendidikan di Era 4.0
Oleh para ahli teori pendidikan kerap menyebutkan bahwa Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0 itu untuk menggambarkan berbagai cara mengintegritaskan teknologi cyber baik secara fisik maupun non fisik dalam pembelajaran. Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0 adalah performent yang merespons kebutuhan revolusi industri dengan penyesuaian kurikulum baru sesuai situasi saat ini, dimana kurikulum tersebut mampu membuka jendela dunia melalui genggaman contohnya memanfaatkan internet of things (IOT). Di sisi lain pengajar juga memperoleh lebih banyak referensi dan metode pengajaran.
Namun hal ini justru menjadi tantangan bagi para pengajar untuk menerapkan konsep tersebut, setidaknya bagi pengajar harus memiliki 4 kompetensi dasar, yaitu:
- Keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah. Pengajar diharapkan mampu meramu pembelajaran dan mengekspor kompetensi ini kepada peserta didik.
- Keterampilan komunikasi dan kolaborasi. Pengajar dapat menerapkan kolaborasi dalam proses pengajaran.
- Kemampuan berpikir kreatif dan inovatif. Pengajar mampu menciptakan proses pembelajaran yang dapat memacu siswa untuk beripikir kreatif dan inovatif.
- Literasi teknologi dan informasi. Pengajar harus memiliki banyak referensi dalam pemanfaatan teknologi dan informasi guna menunjang proses belajar mengajar.
Pendidikan di Era 4.0 Dalam Masa Pandemi Covid-19
Di masa pandemi Covid-19 bukan berarti pelayanan publik dihentikan, pelayanan dapat dilakukan melalui daring (online) atau jika terdapat pelayanan manual harus mengimplementasikan protokol kesehatan, yaitu; mengukur suhu pengguna layanan, menyediakan tempat cuci tangan/handsanitizer dan menjaga jarak.
Ini juga berlaku bagi proses pembelajaran dalam dunia pendidikan. Dengan dihapuskannya Ujian Nasional, belajar di rumah melalui aplikasi tertentu, kuliah daring, bimbingan dan seminar daring merupakan contoh pelayanan bidang pendidikan yang mempercepat penerapan Pendidikan era Revolusi 4.0. Bagaimana tidak, baik pengajar maupun peserta ajar dipacu untuk memahami setidaknya penggunaan teknologi digital. Di sisi lain peserta didik juga dipaksa untuk mengeksplor teknologi dan informasi dan menyalurkan kreatifitasnya melalui inovasi-inovasi dalam tugas-tugas yang diberikan.
Peluang Kolaborasi di Tengah Pandemi Covid-19
Dalam menerapkan Pendidikan di era Revolusi 4.0 diperlukan penyesuaian tertentu, terlebih dengan adanya pandemi Covid-19 justru menjadi salah satu pendorong penerapan sistem ini. Selain guru atau pembelajar dan murid atau peserta didik dituntut memahami teknologi dan informasi serta cara menerapkannya, sarana dan prasarana yang memadai juga menjadi tantangan dalam proses pembelajaran, antara lain kepemilikan laptop atau smartphone bagi peserta didik yang tidak mampu, disamping ketersediaan jaringan internet di daerah tersebut.
Peserta didik juga dituntut untuk mampu menyesuaikan diri dan memanfaatkan Pendidikan era Revolusi 4.0 dengan menerapkan internet of things (IoT). Sehingga dapat mengembangkan kreatifitas dan inovasinya melalui tugas bersama (kolaborasi), tugas individu maupun project tertentu yang bermanfaat di tengah situasi pandemi ini.
Simpulnya bahwa di tengah pandemi Covid-19, Pendidikan era Revolusi Industri 4.0 tetap dapat diterapkan dengan penyesuaian tertentu tanpa mennyampingkan hal-hal yang perlu diperhatikan lebih teknis, misalnya dampak dan kelemahannya. Di sisi lain tuntutan peran peserta didik diharapkan mampu membawa perubahan positif di tengah situasi melalui pemahaman yang diberikan oleh guru atau pengajar. Kondisi ini justru bagaimana mampu mendorong tata kelola pendidikan yang kolaboratif dalam mewujudkan generasi maju di era Revolusi Industri 4.0. di tengah pandemi.
Terimakasih. Semoga Barokah. Aamiin..
Penulis adalah:
Direktur PusBimtek Palira
Ketua Umum DPP LKDN
bermanfaat, terimakasih.