Pilkades Demokrasi Abal-abal
Adanya calon kades suami isteri, itu menunjukkan demokrasi di desa tersebut abal-abal.
Adanya calon kades suami isteri, itu menunjukkan demokrasi di desa tersebut camping dan bopeng.
Adanya calon kades “boneka”, itu menunjukkan Pemerintah Desa tersebut gagal urus pendidikan demokrasi.
Bila di daerah anda byk calon kades suami dan isteri atau kerabatnya, itu bukti kegagalan pembina desa dalam pendidikan demokrasi.
Pendidikan demokrasi dlm rangka wujudkan kedaulatan rakyat tdk diurus, justru politik uang dan pragmatisme yg dibudayakan.
Para satria itu lebih terhormat bila berhadapan dengan satria pula. Tidak dengan “boneka”. Meski dia gugur di medan laga.
Seorang kesatria terhormat, lebih suka pilih mengalahkan lawan dalam arena daripada menjegalnya di luar arena.
Seorang pecundang, untuk bisa menang, biasa pilih lempar batu sembunyi tangan, daripada menghadapi lawan secara kesatria.
Sekarang bagaimana dengan desa anda ?
Terimakasih. Semoga barokah. Aamiin..
Penulis adalah:
Direktur PusBimtek Palira
Ketua Umum DPP LKDN
Hal itu sering terjadi pd pilkades brbagai macam cara di lakukan para petahana memuluskn langkah priode ke 3, cara seprti itu memang tidak ksatria, apalagi mengajukn istri dan saudara mnjadi pendamping memenuhi syarat pencalonan???
Pingback: Demokrasi Sebagai Sistem Di Desa >> PALIRA